Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengingatkan perbankan yang menggenjot layanan digital tidak sekedar berpacu memanjakan nasabah tapi juga harus mengedukasinya. Hal ini sangat krusial karena hacker atau pelaku kejahatan digital akan mengincar pihak terlemah dalam ekosistem perbankan digital yaitu nasabah.
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT sukses bertransformasi menjadi Bank Devisa. Kesuksesan ini tentu menjadi sebuah catatan sejarah karena terjadi di era kepemimpinan Harry Alexander Riwu, sebagai Direktur Utama Bank NTT.
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT, secara resmi telah naik status menjadi Bank Devisa setelah dilakukan launching oleh Wagub, Josef Nae Soi pada Senin (4/9/2023). Menariknya, kenaikan status Bank NTT menjadi Bank Devisa berlangsung sehari menjelang akhir masa jabatan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub NTT, Josef Nae Soi (victory-Joss).
Meski telah usai, namun hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tahun 2023 PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur kian memantapkan langkah bank kebanggaan masyarakat Flobamorata ini menjadi Bank Devisa pada tahun 2024 nanti.
Mimpi besar Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan mimpi seluruh masyarakat NTT menjadikan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT menuju Bank Devisa di tahun 2024 bakal segera terwujud. Syarat modal inti minimum dari bank kebanggaan masyarakat Flobamorata senilai Rp 3 triliun sebentar lagi terwujud.
Tingkat kesehatan Bank Pembangunan Daerah NTT atau Bank NTT berdasarkan penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam kondisi sehat. Salah satu penilaian OJK adalah soal risk based rating bank (RBBR) Bank NTT semester I-2021 dimana Bank NTT dinyatakan sebagai bak sehat.